RSS

Arsip Penulis: misunniyah2

Kunjungan ADB di MI Sunniyah II Selo

Gambar

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 18 April 2013 inci Tak terkategori

 

BIAS di MI Sunniyah II

Gambar

 

Siswa-siswa MI Sunniyah II Selo yang sedang mengantri untuk diberi vaksinasi BIAS oleh petugas Puskesmas Tawangharjo, Sabtu (17/11/2012)

BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) : Anak Terlindung dari Penyakit Campak, Difteri dan Tetanus
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi anak-anak usia sekolah dasar terhadap penyakit campak, difteri dan tetanus.
Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan bagi masyarakat melalui pembangunan kesehatan dengan perencanaan terpadu. Pembangunan kesehatan di Indonesia memiliki beban ganda (double burden), dimana penyakit menular masih masalah karena tidak mengenal batas wilayah administrasi sehingga tidaklah mudah untuk memberantasnya. Dengan tersedianya vaksin mampu mencegah penyakit menular sebagai salah satu tindakan pencegahan yang efektif dan efisien.

Pemberian vaksin melalui program imunisasi merupakan salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat. Program imunisasi mengacu kepada konsep Paradigma Sehat, dimana prioritas utama dalam pembangunan kesehatan yaitu upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan bahwa program imunisasi sebagai salah satu upaya pemberantasan penyakit menular. Upaya imunisasi telah diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Upaya ini merupakan upaya kesehatan yang terbukti paling cost effective. Mulai tahun 1977, upaya imunisasi dikembangkan menjadi Program Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), yaitu tuberculosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus dan hepatitis B.

Beberapa bulan yang lalu pada beberapa daerah di Indonesia terserang kembali wabah penyakit difteri dan campak. Seperti kasus peningkatan kasus infeksi difteri di Jawa Timur berdasarkan laporan sampai dengan tanggal 8 Desember 2011 terjadi 560 kasus klinis difteri dengan 13 kematian. Kasus difteri ini sudah menyebar ke beberapa daerah lain di Indonesia. Penyakit-penyakit yang kembali mewabah ini (emerging diseases) merupakan penyakit yang angka kejadiannya memiliki kecenderungan untuk meningkat dalam waktu dekat dan area geografis penyebarannya meluas. Selain itu, termasuk juga penyakit yang mencuat kembali (reemerging diseases), yaitu penyakit meningkat kembali setelah sebelumnya mengalami penurunan angka kejadian yang signifikan.

Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sejak tahun 1984 telah mulai melaksanakan program imunisasi pada anak sekolah. Program ini kemudian dikenal dengan istilah Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang diresmikan pada 14 November 1987 melalui Surat Keputusan bersama dari Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri.

Mengapa pemerintah menyelenggarakan BIAS?
Imunisasi yang telah diperoleh pada waktu bayi belum cukup untuk melindungi terhadap penyakit PD3I (Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) sampai usia anak sekolah. Hal ini disebabkan karena sejak anak mulai memasuki usia sekolah dasar terjadi penurunan terhadap tingkat kekebalan yang diperoleh saat imunisasi ketika bayi. Oleh sebab itu, pemerintah menyelenggarakan imunisasi ulangan pada anak usia sekolah dasar atau sederajat (MI/SDLB) yang pelaksanaannya serentak di Indonesia dengan nama Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

Penyelenggaraan BIAS ini berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1059/Menkes/SK/IX/2004 dan mengacu pada himbauan UNICEF, WHO dan UNFPA tahun 1999 untuk mencapai target Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (MNTE) pada tahun 2005 di negara berkembang (insiden dibawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun). BIAS adalah salah satu bentuk kegiatan operasional dari imunisasi lanjutan pada anak sekolah yang dilaksanakan pada bulan tertentu setiap tahunnya dengan sasaran seluruh anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) atau sederajat (MI/SDLB) kelas 1, 2, dan 3 di seluruh Indonesia.

Imunisasi lanjutan sendiri adalah imunisasi ulangan yang ditujukan untuk mempertahankan tingkat kekebalan diatas ambang perlindungan atau memperpanjang masa perlindungan. Imunisasi yang diberikan berupa vaksin Difteri Tetanus (DT) dan Vaksin Campak untuk anak kelas 1 SD atau sederajat (MI/SDLB) serta vaksin Tetanus Toksoid (TT) pada anak kelas 2 atau 3 SD atau sederajat (MI/SDLB). Pada tahun 2011, secara nasional imunisasi vaksin TT untuk kelas 2 dan kelas 3 SD atau sederajat (MI/SDLB) ditambah dengan Antigen difteri (vaksin Td). Pemberian imunisasi ini sebagai booster untuk mengantisipasi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri. Perubahan pemberian imunisasi dari vaksin TT ditambah dengan vaksin Td ini sejalan dengan rekomendasi dari Komite Ahli Penasehat Imunisasi Nasional atau Indonesia Technical Advisory Group on Immunization. Hal ini disebabkan adanya perubahan trend kasus infeksi difteri pada usia anak sekolah dan remaja.

Pemberian imunisasi bagi para anak usia SD atau sederajat (MI/SDLB) ini merupakan komitmen pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Selain itu, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1059/MENKES/SK/IX/2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi bahwa imunisasi sebagai salah satu upaya preventif untuk mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh harus dilaksanakan secara terus menerus, menyeluruh, dan dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan dan memutus mata rantai penularan.

Penyakit difteri
Difteri adalah salah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diptheriae. Penyakit ini diperkenalkan pertama kali oleh Hipokrates pada abad ke 5 SM dan epidemi pertama dikenal pada abad ke-6 oleh Aetius. Bakteri tersebut pertama kali diisolasi dari pseudomembran pasien penderita difteria pada tahun 1883 oleh Klebs, sedangkan anti-toksin ditemukan pertama kali dibuat pada akhir abad ke-19 sedangkan toksoid difteria mulai dibuat sekitar tahun 1920. Cara penularan terjadi apabila terdapat kontak langsung dengan penderita difteri atau dengan pasien carrier difteri. Kontak langsung melalui percikan ludah (saat batuk, bersin dan berbicara), eksudat dari kulit yang terinfeksi atau kontak tidak langsung melalui debu, baju, buku maupun mainan yang terkontaminasi.

Gambaran klinis, masa inkubasi difteri umumnya 2-5 hari pada difteri kulit masa inkubasi adalah 7 hari setelah infeksi primer pada kulit. Pasien akan mengalami gejala seperti demam dan terkadang menggigil, kerongkongan sakit dan suara parau, perasaan tidak enak, mual, muntah, sakit kepala, hidung berlendir kadang-kadang bercampur darah, serta dapat teraba adanya benjolan dan bengkak pada daerah leher (bullneck).

Vaksin difteri
Anti-toksin difteria pertama kali digunakan pada tahun 1891 dan mulai dibuat secara massal tahun 1892. Anti-toksin difteria ini terutama digunakan sebagai pengobatan dan efektifitasnya sebagai pencegahan diragukan. Pemberian anti-toksin dini sangat mempengaruhi angka kematian akibat difteria. Kemudian dikembangkanlah toksoid difteria yang ternyata efektif dalam pencegahan timbulnya difteria. Untuk imunisasi primer terhadap difteria digunakan toksoid difteria yang kemudian digabung dengan toksoid tetanus dan vaksin pertusis dalam bentuk vaksin DTP.
Untuk imunisasi rutin anak dianjurkan pemberian 5 dosis pada usia 2, 4, 6, 15-18 bulan dan saat masuk sekolah. Beberapa penelitian serologis membuktikan adanya penurunan kekebalan sesudah kurun waktu tertentu dan perlunya penguatan (booster) pada masa anak.

Penyakit Tetanus
Tetanus (lockjaw/kejang otot pada rahang dan wajah) adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh tetanospasmin sejenis neurotoksin yang diproduksi oleh bakteri Clostridium tetani. Penyakit ini sudah mulai dikenal sejak abad ke-5 SM tetapi baru pada tahun 1884 dibuktikan secara eksperimental melalui penyuntikan pus pasien tetanus pada seekor kucing oleh Carle dan Rattone.

Clostridium tetani adalah bakteri yang sensitif terhadap suhu panas dan tidak bisa hidup dalam lingkungan beroksigen. Sebaliknya, spora tetanus sangat tahan panas dan kebal terhadap beberapa antiseptik. Bakteri ini banyak terdapat pada kotoran, debu jalan, usus dan tinja kuda, domba, anjing serta kucing.

Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka sehingga mampu menginfeksi sistem urat saraf dan otot menjadi kaku (rigid). Gejala utama penyakit ini timbul kontraksi dan spastisitas otot yang tidak terkontrol, kejang, gangguan saraf otonom, dan rigid paralysis (kehilangan kemampuan untuk bergerak). Perawatan luka merupakan pencegahan utama terjadinya tetanus di samping imunisasi pasif dan aktif.

Vaksin Tetanus
Pembuktian bahwa toksin tetanus dapat dinetralkan oleh suatu zat dilakukan oleh Kitasatol (1889) dan Nocard (1897) yang menunjukkan efek dari transfer pasif suatu anti-toksin yang kemudian diikuti oleh imunisasi pasif selama perang dunia I. Toksoid tetanus kemudian ditemukan oleh Descombey pada tahun 1924 dan efektifitas imunisasi aktif didemonstrasikan pada perang dunia II.
Toksoid tetanus yang dibutuhkan untuk imunisasi adalah sebesar 40 IU dalam setiap dosis tunggal dan 60 IU bersama dengan toksoid difteria dan vaksin pertusis. Pemberian toksoid tetanus memerlukan pemberian berkesinambungan untuk menimbulkan dan mempertahankan imunitas. Tidak diperlukan pengulangan dosis bila jadwal pemberian ternyata terlambat. Efektifitas vaksin ini cukup baik, ibu yang mendapatkan toksoid tetanus 2 atau 3 dosis memberikan proteksi bagi bayi baru lahir terhadap tetanus neonatal.

Vaksin DT (Difteri Tetanus) dan Td (Tetanus difteri)
Vaksin DT diberikan kepada anak kelas satu SD atau sederajat (MI/SDLB) dan vaksin Td diberikan pada anak kelas dua dan tiga SD atau sederajat (MI/SDLB). Pemberian imunisasi ini akan melengkapi status TT 5 (TT lima dosis) yang dapat melindungi dirinya selama 25 tahun terhadap infeksi tetanus. Apabila kelak seorang anak perempuan hamil maka bayi yang akan dilahirkan akan terlindungi dari infeksi tetanus neonatorum (tetanus pada bayi baru lahir) .

Penyakit Campak
Penyakit Campak (measles) adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus paramiksovirus Gejala dari penyakit ini ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini penularan infeksi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.

Vaksin campak
Vaksin Campak diberikan pada anak kelas satu SD atau sederajat (MI/SDLB), pemberian vaksin ini merupakan imunisasi ulang atau booster untuk meningkatkan kekebalan tubuh sehingga dapat memutuskan mata rantai penularan terhadap penyakit campak.

Pelaksanaan BIAS
Setiap tahun BIAS dilaksanakan pada bulan Agustus untuk Campak dan pada bulan November untuk DT (kelas I) dan Td (kelas II dan III). Pelayanan imunisasi di sekolah dikoordinir oleh tim pembina UKS. Peran guru menjadi sangat strategis dalam memotivasi murid dan orangtuanya. Ketidak hadiran murid pada saat pelayanan imunisasi akan merugikan murid itu sendiri dan lingkungannya karena peluang untuk memperoleh kekebalan melalui imunisasi tidak dimanfaatkan.

Pemberian imunisasi pada anak sekolah bertujuan sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif, meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Pelaksanaan BIAS merupakan keterpaduan lintas program dan lintas sektor terkait sebagai salah satu upaya mengurangi angka morbiditas dan mortalitas. Diselenggarakan melalui wadah yang sudah ada yaitu Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (TP UKS), dimana imunisasi merupakan salah satu komponen kegiatan UKS.

Upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat population immunity (kekebalan masyarakat) yang tinggi sehingga dapat memutuskan rantai penularan PD3I. Dengan berbagai kemajuan pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, upaya imunisasi menjadi semakin efektif dan efisien dengan harapan dapat memberikan langkah nyata bagi kesejahteraan anak, ibu, serta masyarakat secara umum.
oleh : Dr. Julitasari Sundoro, dr., MScPH

Sumber: http://www.bumn.go.id/biofarma/kontribusi/bias-bulan-imunisasi-anak-sekolah-anak-terlindung-dari-penyakit-campak-difteri-dan-tetanus/

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 4 Desember 2012 inci Tak terkategori

 

Sabtu Sehat

Gambar

 

Kegiatan rutin siswa-siswi MI Sunniyah II Selo di hari Sabtu sebelum jam pelajaran pertama dimulai. Anak-anak antusias untuk mengikuti grakan senam baru yang diperagakan oleh Guru Olahraga (Bapak M. Mahmudi, S.Pd).

  • “Olahraga mirip obat yang mempunyai sejuta manfaat. Banyak penyakit yang dapat dicegah dengan berolahraga secara teratur. Olahraga juga dipercaya sebagai sarana yang bagus untuk menggapai hidup sehat dan lebih berkualitas.”
    Senam termasuk salah satu olahraga yang sangat bermanfaat untuk penyembuhan dan terapi beberapa jenis penyakit.
    Memang kebanyakan orang sering melupakan manfaat senam pagi, terlebih setelah terbangun tidur. Ada sedikit tips yang memang sangat membantu menormalkan aliran darah dan melatih urat saraf yang kaku sewaktu bangun tidur.
    Pertama yang bisa kita lakukan memegang kedua erat tangan keatas kepala,
    kedua memijit pundak selama beberapa detik saja, lalu setelah itu bergerak kesekitar ruangan dengan melakukan beberapa gerakan tubuh ringan. Yang ketiga setelah badan sedikit menghangat maka barulah meminum segelas air putih untuk penyegar.
    Meminum air putih juga banyak kegunaan serta manfaatnya. Setelah selesai meregangkan dan melakukan senam serta minum air puti tadi barulah kita membersihkan diri atau mandi.
    Tips diatas merupakan contoh sederhana membantu kita untuk melakukan kebiasaan senam pagi setiap hari.

    Jenis senam pagi lainnya yang juga memberi banyak manfaat ialah senam aerobik. Senam aerobik merupakan gabungan gerakan-gerakan yang energik dan kreatif, berirama cepat sesuai dengan fungsi senam aerobik itu sendiri. Manfaat senam aerobik adalah meningkatkan kesehatan jantung dan stamina tubuh. Tapi bila dilakukan secara tidak benar bisa menimbulkan cedera.
    Senam aerobik dilaksanakan selama satu jam setelah apel pagi. Senam aerobik dimulai dengan pemanasan selama 10 menit, dilanjutkan dengan latihan inti selama 40 menit dan kemudian dilanjutkan dengan pendinginan selama 10 menit yang diiring musik sesuai dengan iramanya.
    Dengan senam yang teratur, badan menjadi segar. Segala keletihan setelah bekerja menjadi hilang. Terlebih lagi, daya tahan tubuh meningkat. Di samping itu, kegiatan olah raga ini juga dapat meningkatkan kebersamaan di antara rekan sekerja dan merupakan suatu rekreasi yang murah.
    Senam pagi merupakan suatu aktifitas fisik yang sangat perlu diadakan secara rutin untuk menjaga kesegaran jasmani para siswa di sekolah dan merupakan salah satu aktifitas jasmani yang efektif untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka.
    Gerakan-gerakan pada senam pagi selain melatih otot-otot pada tubuh juga melatih gerakan motorik pada anak. Dengan gerakan motorik yang terlatih, diharapkan anak, dalam hal ini siwa dapat lebih terampil dan kreatif dalam melakukan aktifitas sekolah sehari-hari.
    Selain itu, gerakan senam pagi juga dapat melancarkan peredaran darah sehingga siswa lebih sehat dan segar, mencegah siswa agar tidak mengantuk dan bermalas-malasan di kelas. Paparan sinar matahari pagi juga bagus bagi siswa karena kandungan vitamin D alaminya. Jika siswa sehat dan bugar secara fisik, maka kemampuan konsentrasi mereka akan meningkat dan memudahkan mereka untuk menangkap pelajaran yang diberikan oleh guru didalam kelas.
    Sumber: http://manado.tribunnews.com/2011/09/10/manfaat-senam-pagi

     
  • Tinggalkan komentar

    Ditulis oleh pada 4 Desember 2012 inci Tak terkategori

     

    Pelatihan Lesson Study di MI Sunniyah II Selo

    Lesson Study merupakan suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif, dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Lesson Study bukan metode atau strategi pembelajaran tetapi kegiatan Lesson Study dapat menerapkan berbagai metode/strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi guru.

    Dua manfaat Lesson Study adalah, pertama, merupakan suatu cara efektif yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas belajar siswa, serta kedua, mempercepat pematangan, pendewasaan bagi guru pemula. Menjadikan guru lebih profesional dan inovatif bagi guru-guru senior

    Implementasi Lesson Study yang dilakukan oleh IMSTEP-JICA di Indonesia, menerapkan tiga langkah, yaitu PLAN, merencanakan pembelajaran dengan penggalian akademis pada topik dan alat-alat pembelajaran yang digunakan. DO, melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada rencana pembelajaran dan alat-alat yang disediakan, serta mengundang rekan-rekan sejawat untuk mengamati, serta SEE, melaksanakan refleksi melalui berbagai pendapat/tanggapan dan diskusi bersama pengamat/observer pasca presentasi mengajar.

    Di Indonesia, cikal bakal Lesson Study dimulai sejak tahun 1998 dengan nama Regional Education Development and Improvement Program (REDIP) dan Inservice Mathematics and Science Teacher Education Program (IMSTEP). REDIP lebih fokus kepada peningkatan manajemen pendidikan dan IMSTEP kepada peningkatan mutu pendidikan melalui pendekatan Lesson Study. Pada tahun 2006 IMSTEP berubah nama menjadi Program for Strengthening In-service Teacher Training for Science and Mathematics (SISSTEMS), yaitu Program Penguatan Pelatihan Guru IPA dan Matematika.
    Pelaksanaan Lesson Study di MI Sunniyah II Selo berlangsung selama 3 (tiga) hari. Program ini merupakan bagian dari proyek Madrasah Educatin Development Project (MEDP) Kementerian Agama RI.
    Di

     
    Tinggalkan komentar

    Ditulis oleh pada 11 Oktober 2012 inci Tak terkategori

     
    Gambar

    Tari Cublak-cublak suweng

    INGAT LAGU INI?

    “Cublak cublak suweng,
    Suwenge tinggelenter
    mambu ketundung gudhel…
    Pak empong lera lere
    Sopo ngunyu ndelek ake
    sir, sirpong dele kopong
    sir, sirpong dele kopong
    sopo nguyu ndelek ake ”

    Sejarah permainan
    Kata “cublak” adalah sebuah kata kebiasan atau idium yang digunakan untuk sebuah permainan saling tebak, sedang kata suweng artinya adalah hiasan telinga (bukan anting anting atau giwang)(ayo lah) bermain tebak tebakan (sebuah) informasi yang sangat penting.

    Cublak cublak suweng berasal dari Jawa timur. Permainan ini diciptakan oleh salah seorang wali songo yaitu Syekh Maulana Ainul Yakin atau yang biasa dikenal dengan Sunan Giri. Sunan giri menyebarkan agama islam di Indonesia khususnya pulau jawa dengan jalur kebudayaan. Maka ia menghadirkan syair cublak-cublak suweng ini yang akhirnya di jadikan permainan dikalangan anak-anak.

    KARAKTERISTIK PERMAINAN
    Permainan cublak cublak suweng berkisar antara 5-7 orang dengan umur berkisar 6-14 tahun. Bagi yang masih berumur 6 – 9 tahu adalah masih belajar, sedangkan bagi yang berumur 10 – 14 tahun adalah melatih adik-adiknya yang masih kecil. Permainan Cublak-cublak Suweng memerlukan perlengkapan seperti suweng (subang).

    Cara bermain
    Permainan ini dimainkan oleh beberapa anak/orang, tetapi minimal tiga orang. Akan tetapi lebih baik antara 6 sampai delapan orang. Tujuan dari permainan ini adalah Pak Empo menemukan anting (suweng) yang disembunyikan seseorang.
    Pada awal permaianan beberapa orang berkumpul dan mengundi/ menentukan salah satu dari mereka untuk menjadi Pak Empo. Biasanya pengundiannya melalui pingsut/encon/undian biasa. Setelah ada yang berperan sebagai pak Empo. Maka mereka semua duduk melingkar. Sedangkan Pak Empo berbaring telungkup di tengah-tengah mereka. Masing-masing orang menaruh telapak tangannya menghadap ke atas di punggung pakEmpo.
    Salah seorang dari mereka mengambil kerikil atau benda (benda ini dianggap sebagai anting). Lalu mereka semua bersama-sama menyanyikan cublak-cublak suweng sambil memutar kerikil dari telapak tangan yang satu ke yang lainnya. begitu terus sampai lagu tersebut dinyanyikan beberapa kali (biasanya 2-3 kali).
    Setelah sampai di bait terakhir …Sir-sir pong dele gosong pak Empo Bangun dan pemain lainnya pura-pura memegang kerikil. Tangan kanan dan kiri mereka tertutup rapat seperti menggenggam sesuatu. Hal ini untuk mengecoh pak Empo yang sedang mencari ”suwengnya”. Masing-masing pemain mengacungkan jari telunjuk dan menggesek-gesekkan telunjuk kanan dan kiri (gerakannya) persis seperti orang mengiris cabe. Mereka semua tetap menyanyikan Sir-sir pong dele gosong secara berulang-ulang sampai pak Empo menunjuk salah seorang yang dianggap menyembunyikan anting.
    Ketika pak Empo salah menunjuk maka permainan dimulai dari awal lagi (pak Empo berbaring). Dan ketika pak Empo berhasil menemukan orang yang menyembunyikan antingnya maka orang tersebut berganti peran menjadi pak Empo. Permainan selesai ketika mereka sepakat menyelesaikannya.

    APA YANG SERU DARI PERMAINAN INI?
    Yang paling seru dari permainan ini adalah kita harus menebak siapa yang mencuri anting pak empo. Kita harus berhati – hati dalam menebak tahu siapa yang mencuri anting pa Empo . Sebab jika kita salah menebak maka kita akan dihukum seperti mengelilingi lapangan ataupun hukuman yang lainnya sesuai persetujuan para pemainnya. (Sumber: http://mantraitemdoeloe.blogspot.com/2011/04/cublak-cublak-suweng.html)

    Tario Cublak-cublak suweng

    APA YANG DILAKUKAN ANAK MI?
    Salah satu upaya untuk melestarikan permainan tradisional Cublak-cublak Suweng ini, anak-anak MI Sunniyah II mencoba memunculkan kembali lagu tersebut yang dikombinasikan dalam gerak tari. Tarian ini ditampilkan oleh regu Mawar dalam Jambore MI Sunniyah II Ke-8 Tahun 2012 yang dilaksanakan pada tanggal 23-24 Juni 2012.

     
    Tinggalkan komentar

    Ditulis oleh pada 23 Juni 2012 inci Tak terkategori

     

    Are You Ready??

    Are You Ready? ALWAYS

    Itulah yang selalu digembar-gemborkan oleh para peserta Jambore Ranting kontingen MI Sunniyah II Selo di Lapangan SMPN 1 Tawangharjo. Pada Jambore tersebut, kontingen MI Sunniyah II Selo mengirimkan dua regu, yaitu Regu Banteng (Putra) dan Regu Anggrek (Putri). Regu Banteng yang dipimpin oleh M. Junaidi dan beranggotan 12 anggota, yaitu M. Dani Ardiansyah, Agung Budiyanto, M. Faiz Najih, M. Mashobikul Firdaus, Alza Nabiel Zamzami, Sendy Setyawan, (M. Tri Widodo, M. Zamrudin Syafi’, M. Riyanto, M. Jamaludin, M. Purwadi, dan Anang Firdaus) memang sangat bersemangat mengikuti semua kegiatan dalam Jambore tersebut.

    Begitu juga dengan Regu Anggrek yang dipimpin oleh Siti Juwita yang beranggotakan 11 anggota, seperti Fitri Ariyani, Rifatul Hasanah, Nurul Utami, Fitria Noviyanti, Feni Nur Aini, Lailatun Nikmah, (Dwi Nurul Islamiyah, Zakiyatul Maesaroh, Ulya Tuti’ Alawiyah, Dian Ayu Puspita Sari) dengan gagah berani dan selalu siap mengikuti semua perintah dari pemimpin mereka.

    Perkemahan Jambore yang dilaksanakan selama 3 hari 2 malam itu memang sangat meriah. Banyak kegiatan yang harus diikuti oleh peserta, mulai dari kegiatan indoor maupun outdoor. Kegiatan diawali dengan upacara pembukaan yang dilanjutkan dengan penjelajahan. Setiap peserta harus melalui beberapa pos dalam penjelajahan, seperti pos dragbar, KIM, peta panorama, yell, atribut, PBB. Dengan berbekal materi, keterampilan, dan semangat yang membara para regu kontingen MI Suniyyah II berhasil melaluinya dengan hasil yang memuaskan. Pos yang sudah dipersiapkan panitia berhasil dilalui dengan baik.

    Malam hari dalam perkemahan biasa diisi dengan kegiatan yang menyenangkan yaitu unggun dan pentas seni. Regu Banteng dengan bangga mempersembahkan tari Pongan. Dengan berbekal sarung, pecut, sedikit aksesoris anak-anak melakukan tari dengan lihainya. Alhasil, penonton pun dibuat terpana oleh kelincahan dan keindahan tari tersebut. Ploong…….itulah yang diucapkan oleh Sendy (salah satu penari) setelah melakukan pentas di atas panggung.

    Tidak mau kalah dengan regu putra, Regu Anggrek (putri) juga menampilkan sebuah tari tradisional yaitu tari Praon. Tari ini sungguh unik karena keterampilan menari yang dimiliki oleh peserta ini tanpa ada yang mendampingi, alias siswa berlatih secara mandiri. Dengan kelembutan gerakan dalam tari tersebut banyak penonton yang bersorak Anggrek..Anggrek…
    Membanggakan. Dengan hanya fasilitas dari madrasah yang minim saja, anak-anak sudah mampu menampilkan yang luar biasa di atas panggung. Apalagi kalau fasilitas yang dimiliki madrasah memadai. Saat latihan menari, anak-anak berlatih di halaman madrasah dengan hanya menggunakan tape recorder dan DVD Player saja.

     

     

     

     

     

     

    Tiga hari berlalu, panas terik matahari yang selalu menyelimuti Perkemahan Jambore dan dinginnya malam telah berhasil mereka lalui. Kini, di hari terakhir perkemahan adalah pengumuman pemenang. Dengan bangga, Regu Banteng (putra) dan Regu Anggrek (putri) berhasil menjadi Juara II Tergiat Regu. Semoga ini menjadi motivasi bagi adik-adik di MI Sunniyah II Selo untuk selalu giat berlatih dan belajar agar dapat meraih prestasi seperti yang telah dilakukan oleh kedua regu tersebut. Amiin.

     
    Tinggalkan komentar

    Ditulis oleh pada 12 Maret 2012 inci Tak terkategori

     

    Lulusan MI Sunniyah II Selo TA 2009/2010

    Foto Kelas VI TA 2009/2010

    Atas: Adi Gunawan, M. Abdul Latif, M. Asrul Amri, M. Mustain, M. Syaiful Hadi, Fariha Al A’rof, M. Maimun, X, X, Pratama Wisnu Hidayat, M. Ubaidillah Irfan, X, X, Fathun Ni’am, M. Andi Hasani, M. Mustain.
    Tengah: Rina Listiyana, Susilowati, Sriyati, Istatik, Siti Sholikah, Bahrotul.
    Bawah: Arfiana Nuril Akhirah, Novi, Zumrotus Sholihah, Nur Hasanah, Khotijah, Siti Aisyah, Elisa Rahmawati, Khomsiyah.

     
    Tinggalkan komentar

    Ditulis oleh pada 11 Maret 2012 inci Tak terkategori

     

    Gallery

    Semangat Pagi…!

    Semoga hari-hari kita selalu dilimpahkan kebahagian oleh Allah Swt.

    Adik-adik siswa maupun alumni MI Sunniyah II Selo perlu diperhatikan bahwa berbagai macam kegiatan yang dilaksanakan di madrasah akan kami upload di blog ini sehingga kalian semua bisa mendownloadnya sendiri. Kesemuanya kami letakkan pada halaman GALLERY. Selamat bernostalgia dan terima kasih.

     
    Tinggalkan komentar

    Ditulis oleh pada 2 Maret 2012 inci Tak terkategori

     

    Sosok Teladan

    Siti Maunah, yang lahir 14 tahun lalu itu telah menoreh sejumlah kesuksesan yang mengharumkan nama MI Sunniyah II di eranya (2010/2011 dan sebelumnya). Banyak prestasi di ajang yang berbeda telah ia raih. Badminton salah satunya, ia terakhir kali menjuarai kegiatan Pekan Olah Raga dan Seni (Porseni MI) tingkat kabupaten Grobogan. Sebelumnya, ia telah mengalahkan banyak lawan-lawannya yang ada di KKM IV yang berlangsung di MIN Tambakselo.

    Unah, yang kesehariannya di panggil oleh teman-temannya. Orangnya kalem, imut, dan tegas dalam membimbing dan mengarahkan teman-temannya. Di kelas ia diberi tanggung jawab sebagai ketua kelas.

    Berikut prestasi yang telah diraih oleh Maunah, baik perorangan maupun kelompok:

    1. Juara I Badminton Tunggal Putri tingkat KKM IV.
    2. Juara I Badminton Tunggal Putri tingkat KKM IV.
    3. Juara II Badminton Ganda Putri tingkat KKM IV.
    4. Juara I Regu Giat Putri di Jambore Ranting Kwaran Tawangharjo (saat itu ia sebagai Pinru atau Pimpinan Regu).
    5. Juara II Badminton Tunggal Putri tingkat Kabupaten Grobogan.
     
    Tinggalkan komentar

    Ditulis oleh pada 29 Februari 2012 inci Tak terkategori

     

    Pengalaman Mengesankan

    Akhir tahun pelajaran merupakan waktu yang ditunggu-tunggu seluruh warga di MI Sunniyah II Selo. Tidak hanya siswa saja yang merasakan kebahagian di akhir tahun tersebut, bahkan para guru-guru tercintanya pun ikut merasakan kegembiraanitu.

    Di akhir tahun itulah, hasil prestasi anak diumumkan. Bagi siswa yang lulus, dapat melanjutkan di kelas berikutnya. Selain itu, para dewan pendidiknya pun merasakan keberhasilannya selama dua semester telah mendampingi anak didiknya dalam melewati atau menempuh pelajaran. Tentunya dari hasil tersebut diadakan evaluasi baik secara pribadi guru itu sendiri maupun dari pihak sekolah agar pembelajaran dapat lebih menyenangkan guna mewujudkan misi mencerdaskan kehidupan bangsa.

    Persami dan OUTBOND. Itulah dua kegiatan yang selama ini menjadi idola siswa di MI Sunniyah II. Persami merupakan salah satu wahana meningkatkan kemampuan dan bakat anak. Dengan kegiatan yang menarik serta didampingi dengan kakak-kakak yang berasal dari MA  Sunniyah Selo menambah semangat anak-anak untuk mengikuti kegiatan dengan antusias.

    Kegiatan persami tersebut diisi dengan menyanyi-nyanyi, tebak-tebakkan, baris-berbaris, dan pentas seni. Di pentas seni itulah, anak dapat menunjukkan bakatnya yang selama ini terpendam. Biasanya anak-anak mengisi pentas dengan menyanyi di atas panggung (karaoke), menari (hasil kreasinya sendiri tanpa bimbingan guru), adu kebolehan (seperti pencak silat), dan diakhir malam ditutup dengan menonton bareng film anak-anak yang syarat akan kebersamaan, kepedulian, dan cinta tanah air.

    Kegiatan di hari berikutnya inilah yang sangat dinanti-nantikan oleh anak, yaitu Out Bond. Untuk memeriahkan kegiatan tersebut, anak diajak ke sebuah tempat wisata dan di sana diajak bermain uji ketangkasan, seperti meniti tali, jaring laba-laba, laba-laba menyengat, berayun dengan membawa sebuah benda, air mancur, bakiak, dan FLYING FOX.

     
    Tinggalkan komentar

    Ditulis oleh pada 29 Februari 2012 inci Tak terkategori